Pada abad ke-20 penyerapan tenaga kerja merupakan input yang paling mahal dalam masyarakat yang paling maju, sehingga fokus bergeser ke dalam kerjasama dan dinamika melalui siklus perbaikan secara terus-menerus. Pada abad ke-21, SMM (Sistem Manajemen Mutu) cenderung untuk berinisiatif dalam kesinambungan dan transparansi baik sebagai investor maupun pelanggan. Kualitas yang dirasakan semakin terikat dengan faktor-faktor ini. Dari semua seri SMM, keluarga standar ISO 9000 adalah yang paling banyak diterapkan di seluruh dunia. Audit ISO 19011 berlaku untuk kali kedua yang berkaitan dengan kualitas, kesinambungan dan integrasi.
Manajemen Mutu
Dapat didefinisikan sebagai sistem dimana organisasi bertujuan untuk mengurangi dan pada akhirnya menghilangkan spesifikasi, standar, dan harapan pelanggan yang tidak sesuai dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Definisi lain mengatakan bahwa Manajemen Mutu merupakan sistem manajemen yang mengedepankan kualitas sebagai strategi bisnis dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi dan merupakan sistem manajemen yang berfokus pada pada orang/karyawan.
Apa Tujuan Sistem Manajemen Mutu?
- Menetapkan visi untuk karyawan.
- Menetapkan standar bagi karyawan.
- Membangun motivasi dalam perusahaan.
- Menetapkan tujuan untuk karyawan.
- Membantu melawan resistensi terhadap perubahan dalam organisasi.
- Membantu mengarahkan budaya perusahaan.
Manajemen Mutu adalah tindakan mengawasi semua kegiatan dan tugas-tugas yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat mutu yang diinginkan. Ini termasuk penentuan kebijakan mutu, menciptakan dan menerapkan perencanaan mutu dan jaminan, dan kontrol kualitas dan peningkatan kualitas. Hal ini juga disebut sebagai Total Management Quality (TQM). Manajemen Mutu merupakan filosofi bisnis bahwa keberhasilan jangka panjang perusahaan berasal dari kepuasan pelanggan. Mensyaratkan bahwa semua pemangku kepentingan dalam bisnis bekerja sama untuk meningkatkan proses, produk, layanan dan budaya perusahaan itu sendiri. Manajemen Mutu merupakan gabungan semua fungsi manajemen, seluruh bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam filosofi holistik yang dibangun atas dasar konsep kualitas, kerjasama, kinerja, dan kepuasan pelanggan.
KOMPONEN MANEJEMEN MUTU
- Quality planning
Quality planning merupakan proses pembuatan standar kualitas dan cara mencapainya. Tanpa quality planning, tidak ada benchmark yang jelas, sehingga bisa saja kualitas yang dihasilkan berbeda-beda.
Jadi, komponen ini adalah semacam tonggak atau pangkal utama yang harus dijalankan agar komponen lain dapat terlaksana dengan optimal.
- Quality improvement
Seperti namanya, quality improvement ditujukan memang untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang sedang diproduksi oleh perusahaan. Peningkatan kualitas berfokus pada proses produksi.
Biasanya, peningkatan kualitas ini dijalankan di tengah-tengah produksi, agar proses lebih optimal dan produk yang dihasilkan bisa dipercaya kualitasnya.
- Quality Control.
Quality control merupakan pengawasan proses guna menjaga kualitas produksi, agar sesuai dengan standar yang ditetapkan di awal.
Perbedaannya dengan quality improvement adalah quality control lebih berfokus ke pengawasan proses produksi dan produk yang dihasilkan, bukan mengubah prosesnya. - Quality Assurance
Quality assurance adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa produk atau jasa sudah memenuhi standar yang ditentukan.
Tujuannya adalah agar ketika dijalankan quality control, tidak terlalu banyak produk yang harus diperbaiki.
PROSES MANAJEMEN MUTU
Didalam manajemen mutu, ada beberapa tahapan maupun proses yang perlu dilakukan yaitu :
- Perencanaan dan Strategi Mutu
Untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan proses perencanaan dan strategi yang matang agar keputusan-keputusan yang diambil dapat lebih terarah dan sesuai. Hal ini juga berlaku di dalam dunia bisnis. Untuk melaksanakan, harus diawali dengan perencanaan yang baik. rencana dan strategi yang dibuat pun juga harus memiliki struktur tahapan atau proses yang tepat. Hal ini dilakukan agar kualitas mutu yang diinginkan dapat tercapai dan memenuhi standar yang berlaku.
Selain itu, di dalam tahap perencanaan strategi ini juga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kebutuhan dari konsumen atau pelanggan agar membantu meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk maupun jasa yang dihasilkan.
- Implementasi Perencanaan Mutu
Setelah melakukan perencanaan strategi yang matang, implementasi mutu diperlukan untuk mengaplikasikan hasil rancangan yang sudah dibuat. Di dalam proses implementasi mutu, ada hal yang perlu diperhatikan, seperti standar pengerjaan atau pembuatan produk, dan pengecekan kualitas mutu. Jika sudah sesuai dengan standar mutu yang digunakan oleh perusahaan, barulah produk maupun hasil akan diberikan dan disebarluaskan kepada para konsumen di luar.
REVOLUSI INDUSTRI
Adanya revolusi industri menggantikan pendekatan pekerjaan tangan (manusia) dengan produksi masal dan berulang (mesin) yang bertujuan untuk menghasilkan barang yang sama dalam jumlah yang besar. Penggagas awal terhadap pendekatan ini adalah Eli Whitney yang berasal dari Negara Amerika, saat Whitney menganjurkan pembuatan komponen senapan yang memiliki sifat “Compatible” sehingga dapat membentuk alur perakitan senapan.
Penggagas selanjutnya adalah Frederick Winslow Taylor yaitu seorang insinyur mekanik yang mengupayakan perbaikan efisiensi industrial. Taylor dikenal sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah” yang merintis gagasan Pergerakan Efisiensi (Efficiency Movement) yang kemudian dijadikan dasar-dasar manajemen mutu, termasuk aspek standardisasi dan praktik perbaikan. Henry Ford juga merupakan tokoh penting yang menerapkan praktik Manajemen Mutu dalam lini perakitan mobil Ford. Sementara itu di Jerman, Karl Friedrich Benz, yang sering disebut sebagai penemu kendaraan bermotor, mencoba praktik produksi secara perakitan, walaupun produksi masal sepenuhnya baru dilaksanakan oleh Volkswagen setelah perang dunia ke-2. Sejak masa ini, maka selanjutnya perusahaan di Eropa dan Amerika Serikat berfokus kepada produksi dengan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi.
7 PRINSIP MANAJEMEN MUTU (QUALITY MANAGEMENT PRINCIPLES)
Dengan di revisi nya sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 menjadi ISO 9001 : 2015 terjadi beberapa perubahan –perubahan yang cukup signifikan dan salah satunya adalah perubahan prinsip manajemen mutu dari 8 menjadi 7 prinsip manajemen mutu.
Pada ISO 9001:2008 prinsip manajemen mutu terdiri dari 8 prinsip diantaranya, 1. Costumer Focus, 2. Leadership, 3. Involvement of People, 4. Process Approach, 5. System Approach to management, 6. Continual Improvement, 7. Factual Approach Decision Making, 8. Mutual Benficial Suppliers Relationship. Pada ISO 9001: 2015, Prinsip ke 4 dan ke 5 digabungkan menjadi satu, sehingga hanya ada 7 prinsip manajemen mutu.
Perbedaan Prinsip manajemen Mutu ISO 9001: 2008 vs ISO 9001: 2015
ISO 9001: 2008
| ISO 9001: 2015 |
1. Costumer Focus | 1. Costumer Focus |
2. Leadership | 2. Leadership |
3. Involvement of People | 3. Engagement of People |
4. Process Approach | 4. Process Approach |
5. System Approach to management | 5. Improvement |
6. Continual Improvement | 6. Evidence-Based Decision Making |
7. Factual Approach Decision Making | 7. Relationship Management |
8. Mutual Beneficial Suppliers |

Berikut penjabaran ke 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2015
- Costumer Focus: Fokus utama manajemen mutu adalah untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan berjuang untuk melampaui harapan pelanggan.
- Leadership: Pemimpin dari semua tingkatan menetapkan serta menyatukan tujuan, arahan dan menciptakan kondisi dimana orang-orang terlibat dalam mencapai sasaran organisasi.
- Engagement of People: Kompeten, mampu diberdayakan, dan keterlibatan orang-orang di semua tingkatan, adalah hal yang penting untuk menambah kapabilitas organisasi dalam menciptakan dan memberikan nilai.
- Process Approach: Hasil yang dapat diprediksi dan konsisten akan tercapai lebih efektif dan efisien jika aktifitas-aktifitas dapat dimengerti dan dikelola sebagai proses-proses yang saling berkaitan serta berfungsi sebagai suatu sistem yang utuh.
- Improvement: Organisasi-organisasi yang sukses selalu fokus terhadap perbaikan.
- Evidence-Based Decision Making: Pengambilan keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Relationship Management : Untuk mempertahankan kesuksesan, organisasi harus mengelola hubungannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya adalah para pemasoknya.
JADI MANAJEMEN MUTU ITU?
Tidak hanya fokus pada mutu produk namun juga cara untuk mencapainya, yakni dengan menggunakan pengendalian dan jaminan terhadap proses produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten.
Manajemen Mutu merupakan fenomena mutakhir dari kemajuan kebudayaan yang mendukung seni dan kerajinan yang membolehkan pembeli memilih barang dengan standar mutu yang lebih tinggi dibandingkan dengan barang normal didalam masyarakat yang menghargai seni dan kerajinan. Contoh salah satu tugas dari sang pemilik adalah mengepalai bengkel seni, serta melatih dan mengawasi pegawai dan pemagang. Sang pemilik menetapkan suatu standar, menilai pekerjaan pegawai dan memerintahkan pengerjaan ulang maupun perbaikan yang diperlukan. Pekerjaan seperti ini memiliki keterbatasan yaitu hanya mampu menghasilkan sedikit produk, namun dipihak lain memiliki keunggulan yaitu setiap produk dapat dibuat secara sesuai dengan keinginan pemesan. Pendekatan pekerjaan kerajinan terhadap mutu merupakan gagasan utama saat pembentukan awal Manajemen Mutu sebagai bagian dari ilmu manajemen.