ETIMOLOGI
Dalam pengertian kata.Lean memiliki beberapa arti. Untuk kata kerja bisa berarti “Bersandar atau Condong posisi badan”. Namun dalam pengertian kata sifat Lean berarti “Kurus Sehat atau kondisi badan yang tidak memiliki lemak berlebih/fat”. Sedangkan Manufacturing adalah Bahasa umum untuk Proses Pengolahan (bahan baku menjadi barang jadi). Dalam dunia industry dan management, Lean Manufacturing adalah proses produksi yang didasarkan pada ideologi
DESKRIPSI
memaksimalkan produktivitas dengan berupaya meminimalkan pemborosan (waste) dalam tahapan manufaktur. Prinsip lean melihat pemborosan adalah segala sesuatu yang tidak menambah nilai dari produk dan jasa (baik secara valuerate maupun harga
MENGAPA LEAN MANUFACTURING INI DIBUTUHKAN DAN APA YANG TERBANTU DENGAN INI?
- Mengeliminir Pemborosan: Pemborosan merupakan factor negative untuk biaya, tenggat waktu, dan sumber daya. Ini tidak memberikan nilai pada produk atau layanan.
- Meningkatkan Kualitas: Peningkatan kualitas memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif dan memenuhi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Merancang proses untuk memenuhi harapan dan keinginan ini membuat Anda tetap terdepan dalam persaingan, menjaga peningkatan kualitas digaris depan.
- Mengurangi Biaya: Produksi berlebih atau memiliki lebih banyak bahan dari pada yang dibutuhkan menciptakan biaya penyimpanan, yangd apat dikurangi melalui proses dan manajemen bahan yang lebih baik.
- Mengurangi Waktu: Membuang-buang waktu dengan praktik kerja yang tidak efisien juga membuang-buang uang, sementara praktik yang lebih efisien menciptakan waktu tunggu yang lebih singkat dan memungkinkan pengiriman barang danj asa lebih cepat.

FOKUS DARI LEAN MANUFACTURING?
Ada dua konsep yang dewasa ini digunakan sebagai konsep acuan dalam meningkatkan produktivitas dari sebuah proses kerja didunia industri. Pertama adalah LEAN Manufacturing dan Six Sigma . Kita berfokus pada system yang lebih lama diterapkan dan banyak didasari oleh budaya kerja di Jepang dan salah satunya dikembangkan oleh Toyota dengan “Toyota Ways” tahun 1931. LEAN Manufacturing bersandar (relies-on) mayoritas pada Sumber Daya Manusia. kemampuan leader/team/people/manpower/karyawan dalam melakukan Analisa terhadap setiap permasalahan atau proses yang menimbulkan waste atau terindikasi sebagai waste.
Dimana waste (pemborosan) dimaknai sebagai seluruh proses/tahapan/Langkah yang termasuk kedalam sebuah proses produksi, yang teridentifikasi tidak menambahakan nilai (Add-OnValue) dan bahkan menimbulkan pemborosan waktu pada tahap manufaktur sebuah produk.
BEBERAPA CONTOH PENDEKATAN YANG SEDIKIT BERBEDA DALAM PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DENGAN “TOYOTA WAY”?
Toyota way lebih berfokus pada pengembangan dalam tahapan proses, dan meyakini secara natural “waste” akan tereliminir dengan peningkatan efisiensi pada proses (process improvement).
- Automation (Penerapan Sistem Otomasi yang memungkinkan).
- Continuous Improvement/KAIZEN (Pengembangan/Perbaikan terus-menerus) Flexibility (Keluwesan Sumber daya, baik manusia, alat dan mesin sesuai demand).
- Load Levelling (Alokasi Sumber daya yang dioptimalkan) Perfect First-Time Productionor Service Quality (Upaya menghasilkan hasil produksi dan layanan dengan output terbaik pada percobaan pertama).
- Production Flowand Visual Control (Alur proses yang jelas, dan kontrol yang tervisualisasi).
- Pull Processing System (Proses produksi mengacu permintaan lalu dilakukan penyediaan).
- Supplier Relationships (Hubungan dengan stakeholder terutama supplier yang optimal).
- Waste Removal (Secara alami menemukan waste dalam tahap produksi).
BAGAIMANA KITA MENGIDENTIFIKASI SESUATU SEBAGAI WASTE?
THE 8 WASTES OF LEAN MANUFACTURING
- Unnecessary transportation
(Transportasi yang tidak perlu)
- Excess inventory
(Kelebihan Persediaan)
- Unneces sary movement of people, equipment or machinery
(Pergerakan orang, alat atau mesin yang tidak perlu)
- Waiting–either people or idle equipment
(Menunggu-baik orang atau mesin yang menganggur)
- Over-production of a product
(Produks iberlebihan disuatu produk)
- Overprocessing or adding unnecessary features to a product
(Terlalu banyak menambahkan fitur yang tidak diperlukan)
- Defects that require costly correction
(Cacat proses yang membutuhkan koreksi)
JADI INTINYA? LEAN MANUFACTURING ITU KONDISI SEPERTI APA?
Lean Manufacturing tercipta disaat sebuah perusahaan melakukan upaya berkelanjutan dalam penyederhanaan proses dan prosedur untuk menghilangkan pemborosan dan dengan demikian memaksimalkan produktivitas. “Serangkaian upaya untuk melakukan lebih banyak dan lebih banyak dengan lebih sedikit dan lebih sedikit-lebih sedikit tenaga manusia, lebih sedikit peralatan, lebih sedikit waktu, dan lebih sedikit ruang-bersamaan dengan semakin dekat untuk menyediakan pelangganapa yang merekainginkan”.
LALU, APA SAJA LANGKAH KONGKRET UNTUK MENERAPKAN LEAN MANUFACTURING?
4 KONTEKS UTAMA LEAN MANUFACTURING
- Design a Simple Manufacturing System: Merancang system produksi yang sederhana.
- Keep Searching for Ways to Improve: Upaya melakukan berbagai ulasan secara jujur untuk menemukan poin-poin yang masih harus dikembangkan dan cara-cara pengembangannya.
- Continuously Implement Design Improvements: Secara berkesinambungan menerapkan pengembangan pada desain, prosedur dan proses.
- Seek Staff Buy-In: Management dan para pimpinan harus mencari dukungan pengembangan dari seluruh komponen perusahaan terutama karyawan.
APA SAJA TOOLS (ALAT SISTEM) YANG TERMASUK LEAN MANUFACTURING
- CONTROL CHARTS–TO CHECK WORKFLOWS
- KANBAN BOARDS–TO VISUALISE THE WORKFLOWS
- 5S–A METHODOLOGY FOR ORGANISING THE WORKPLACE
- MULTI-PROCESS HANDLING
- ERROR PROOFING (ALSO KNOWN AS ‘POKA-YOKE’)
- RANK ORDER CLUSTERING–TO AID PRODUCTION FLOWANALYSIS
- SINGLE-POINT SCHEDULING
- SINGLE-MINUTE EXCHANGE OF DIE (SMED)–A FAST METHOD TO MOVE BETWEEN MANUFACTURING PROCESSES
- TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE–TO IMPROVE MANUFACTURING INTEGRITY AND QUALITY VALUE STREAM MAPPING
- WORK CELL REDESIGN
3 TOOLS PRIORITAS DALAM LEAN MANUFACTURING
1. CONTROL CHARTS–TO CHECK WORKFLOWS
Salah satu penerapan bagan kontrol misalnya pada part-part rutin (fore cast atau buffer stock). Dengan mengacu pada data record pekerjaan di WO (WorkOrder). Team produksi bisa membuat data analisa produktifitas dengan membandingkan lama waktu pengerjaan untuk menghasilkan sekian jumlah suatu produk. Dibandingkan beberapa WO hingga didapatkan data visual yang bisa membantu me-review produktivitas.

2. KANBAN BOARDS–TO VISUALISE THE WORKFLOWS
KANBAN atau dalam bahasa inggris “a Card You Can See”. Sebuah sistem produksi yaitu penerapan kartu tag maupun lembar kontrol pada sebuah papan maupun pada produk dalam proses yang berisi informasi tentang proses yang tengah dijalankan pada suatu produk. Bisa berupa lembar, kartu maupun papan proses. Bahkan dalam perkembangannya bisa menggunakan sistem barcode yang terinput ke data secara digital. Di Jamantech kita telah menerapkan salah satu bentuk dari Kanban pada Work Order, namun kedepannya masih dapat kita kembangkan dengan menerapkan adanya kartu tag pada box penyimpanan, penerapan barcode sistem untuk proses input data proses berjalan yang tersambung ke Sistem Kontrol Produksi.
Dengan demikian kita mampu melihat secara visual setiap tahapan proses pada suatu produk secara real-time. Hingga data produksi bisa kita rekonsiliasikan kepada bagian purchasing diperusahaan pelanggan.

3. 5S-A METHODOLOY FOR ORGANISING THE WORKPLACE
5S Sejatinya merupakan salah satu bentuk dari MENTAL KAIZEN dalam Lean Manufacturing. Ternyata bukan hanya semboyan yang terpajang diposter-poster plant produksi sebuah pabrik semata. Apa itu5S?
Pilar 5S, Sort (Seiri), Setin Order (Seiton), Shine (Seiso), Standardize (Seiketsu), dan Sustain (Shitsuke), merupakan metodologi untuk mengatur, membersihkan, mengembangkan, dan mempertahankan lingkungan kerja yang produktif. Inilah salah satu inti mengapa Lean Manufacturing sangat bergantung pada mental sumber daya manusianya. Karena penerapan 5S hanya dapat diwujudkan oleh kultur organisasi yang kuat yang dijalankan terus-menerus oleh seluruh komponen utamanya sumber daya manusia (atau Karyawan).
Inti dari 5S adalah untuk mencapai sebuah kondisi keberlanjutan (Sustain/Seiton). Denganm emulai adopsi dari salah satu tool kaizen ini, kita dapat mengupayakan terciptanya lingkungan kerja yang lebih produktif dengan ikatan kultur yang kuat bersemayam pada komunitas kayawan itu sendiri. Bergantinya generasi setelah terciptanya kultur 5S akan mampu menjaga tingkat produktivitas secara konsiten. Karena akan menjadi budaya yang bersinergi dengan nilai perusahaan yang tengah kita tumbuh kembangkan yaitu: Kualitas, Konsitensi, Kredibiltas dan Keandalan.
5S-AKULTURASI DALAM BUDAYA KERJA DI INDONESIA
整理 (Seiri): Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.
整頓 (Seiton): Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.
清楚 (Seiso): Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.
清潔 (Seiketsu): Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus mematuhi ketiga tahap sebelumnya.
躾け (Shitsuke): Rajin (Kebiasaan), yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahap 5S.
5S-BEBERPAISTIAH YANG DITERAPKAN DI INDONESIA

5S-FRAMEWORK 5S

REFERENCES:
What is Lean Manufacturing and the 5Principles Used?- TWI (twi-global.com)
What is Lean Six Sigma? How is it Different from Six Sigma? (techtarget.com)
‘(1) Penerapan 5S dalam Lean Manufacturing/ LinkedIn
5S Adalah Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke-Bsierad
Pull System/Graphic Products
Lean manufacturing-Wikipedia
5S Methodology Power Point Template Diagrams-SlideSalad